DSM 5 vs ICD 11 bab klasifikasi gangguan mental dan perilaku |
Dalam dunia kesehatan mental, panduan klasifikasi seperti DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, edisi kelima) dan ICD-11 (International Classification of Diseases, edisi kesebelas) memiliki peran penting dalam membantu psikolog dan psikiater dalam mendiagnosis dan merawat gangguan jiwa. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan panduan yang akurat, terdapat perbedaan penting dalam pendekatan dan penggunaannya.
Pendekatan dan Tujuan Berbeda
DSM-5, yang dikembangkan oleh Asosiasi Psikiatri Amerika (APA), berfokus pada deskripsi gejala dan kriteria diagnostik gangguan mental. Ini menyediakan panduan yang terperinci tentang tanda-tanda khas gangguan dan membantu psikolog serta psikiater untuk mengidentifikasi kondisi secara lebih spesifik. Sebaliknya, ICD-11, dikembangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah sistem klasifikasi global yang mencakup berbagai jenis penyakit, termasuk gangguan mental. ICD-11 memiliki pendekatan yang lebih luas, memandang gangguan jiwa sebagai bagian dari keseluruhan kesehatan.
Nomenklatur dan Penggunaan Praktis
DSM-5 cenderung menawarkan nomenklatur yang lebih khusus dan terinci, membedakan subtip dan variasi gejala dalam gangguan jiwa. Hal ini membantu profesional dalam mengidentifikasi nuansa di antara gejala yang mungkin serupa. Di sisi lain, ICD-11 menggunakan nomenklatur yang lebih umum dan universal, memungkinkan penggunaan yang konsisten di berbagai negara dan lingkungan medis.
Fokus Regional vs. Global
DSM-5 lebih umum digunakan di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Panduan ini lebih berorientasi pada praktik klinis dan penelitian, dengan penekanan pada diagnosis yang mendalam dan deskripsi gejala yang spesifik. Sementara itu, ICD-11 digunakan di seluruh dunia sebagai panduan utama untuk diagnosis berbagai jenis penyakit dan gangguan kesehatan, termasuk gangguan jiwa. Ini mencerminkan pendekatan global yang lebih luas dalam memandang kesehatan mental.
Penggunaan Kombinasi
Banyak praktisi kesehatan mental menggunakan kedua panduan ini secara bersama-sama dalam praktik mereka. Menggabungkan informasi dari DSM-5 dan ICD-11 memberikan panduan yang lebih komprehensif dan memungkinkan untuk diagnosis yang lebih akurat. DSM-5 memberikan panduan mendalam tentang simptomatologi dan variasi gangguan, sementara ICD-11 memberikan konteks kesehatan yang lebih luas.
Dalam menghadapi perbedaan ini, psikolog dan psikiater perlu memahami bahwa keduanya memiliki nilai dan peran penting dalam praktek klinis. Keputusan tentang panduan mana yang akan digunakan harus didasarkan pada situasi klinis, preferensi, dan kebijakan lembaga masing-masing.
Dalam dunia yang terus berkembang, kerja sama antara berbagai panduan klasifikasi dapat memberikan wawasan yang lebih kaya dan lebih baik dalam merawat individu yang mengalami gangguan jiwa. Dengan pengertian ini, para profesional kesehatan mental dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan lebih mendalam kepada pasien mereka.