![]() |
Prokrastinasi identik dengan kurangnya menejemen waktu sehingga pekerjaan tidak selesai tepat waktu, padahal prokratinastik tidak selama tentang menejeman waktu. (gambar : freepik) |
Manajemen Waktu vs.
Manajemen Emosi
Secara tradisional,
prokrastinasi dianggap sebagai masalah manajemen waktu, yaitu ketidakmampuan
seseorang untuk mengatur waktu mereka dengan efektif sehingga mereka cenderung
menunda tugas-tugas yang seharusnya diselesaikan. Namun, pendekatan ini tidak
sepenuhnya menggambarkan akar dari perilaku prokrastinasi. Para peneliti dan
ahli psikologi yang lebih terlibat dalam memahami fenomena ini sekarang percaya
bahwa prokrastinasi sebenarnya muncul dari tantangan dalam mengelola emosi,
bukan semata-mata masalah manajemen waktu.
Dorongan Prokrastinasi yang Berakar dalam Emosi
Salah satu alasan mengapa prokrastinasi terkait dengan manajemen emosi adalah dorongan-dorongan psikologis yang mendasari perilaku tersebut. Prokrastinasi sering kali dipicu oleh perasaan negatif seperti kecemasan, ketakutan, atau bahkan rasa malu terkait dengan tugas tertentu. Misalnya, seseorang mungkin menunda pekerjaan yang sulit karena takut gagal atau takut mendapat kritik. Alih-alih menghadapi emosi ini, individu cenderung mencari pelarian sementara dengan menunda pekerjaan tersebut, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perasaan bersalah dan meningkatkan kecemasan di masa depan.
Teori kendali diri adalah teori psikologi yang relevan dalam konteks prokrastinasi dan manajemen emosi. Teori ini menyatakan bahwa seseorang yang mampu mengatur emosi dan mengendalikan impuls cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menghadapi tugas-tugas yang menuntut disiplin diri. Sebaliknya, individu yang mengalami kesulitan dalam mengatur emosi mereka cenderung rentan terhadap prokrastinasi.
Penelitian menunjukkan bahwa
prokrastinator cenderung memiliki kesulitan dalam mengalihkan perhatian dari
perasaan negatif yang muncul ketika mereka berhadapan dengan tugas-tugas yang
menuntut ketekunan. Mereka mungkin merasa lebih nyaman menghindari atau menunda
tugas tersebut daripada berurusan dengan emosi yang tidak menyenangkan. Inilah
mengapa manajemen emosi yang buruk dapat menjadi pemicu utama prokrastinasi.
Mengingat hubungan yang kuat antara prokrastinasi dan manajemen emosi, penting bagi kita yang berjuang dengan prokrastinasi untuk mengembangkan strategi manajemen emosi yang efektif. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi prokrastinasi melalui manajemen emosi adalah:
- Kesadaran diri: Sadari emosi-emosi yang muncul saat berhadapan dengan tugas tertentu dan identifikasi akar perasaan negatif yang mungkin memicu prokrastinasi.
- Mencari dukungan: Diskusikan perasaan Kita dengan teman, keluarga, atau seorang profesional yang dapat memberikan dukungan dan pemahaman.
- Pemahaman dan penerimaan: Pahami bahwa perasaan cemas atau takut adalah normal dan dapat dikelola. Terimalah emosi tersebut sebagai bagian dari diri kita dan jangan biarkan emosi mengendalikan tindakan Kita
- Menerapkan teknik relaksasi: Gunakan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan fokus
- Mengatur tujuan yang realistis: Tetapkan tujuan yang terukur dan realistis untuk tugas-tugas kita sehingga kita akan merasa lebih termotivasi untuk menghadapinya.
Prokrastinasi sebenarnya bukan hanya tentang masalah manajemen waktu, tetapi juga tentang masalah manajemen emosi. Perasaan negatif seperti kecemasan, ketakutan, dan rasa malu seringkali menjadi pemicu utama prokrastinasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan keterampilan manajemen emosi yang baik agar dapat mengatasi prokrastinasi dan mencapai produktivitas yang lebih tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi
- Sirois, F. M. (2014). Procrastination and stress: Exploring the role of self-compassion. Self and Identity, 13(2), 128-145. DOI: 10.1080/15298868.2013.763404
- Steel, P. (2007). The nature of procrastination: A meta-analytic and theoretical review of quintessential self-regulatory failure. Psychological Bulletin, 133(1), 65-94. DOI: 10.1037/0033-2909.133.1.65
- Tice, D. M., & Baumeister, R. F. (1997). Longitudinal study of procrastination, performance, stress, and health: The costs and benefits of dawdling. Psychological Science, 8(6), 454-458. DOI: 10.1111/j.1467-9280.1997.tb00460.x